.jpeg)
Bumi yang bersih dimulai dari aksi kecil yang dilakukan bersama. Hal inilah yang dibuktikan oleh para pemuda dari dua desa di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal, yakni Desa Kebandingan dan Desa Karangmalang, saat mereka bergotong royong membersihkan tumpukan sampah di jembatan Sungai Kaliwuri, Minggu pagi (18/5).
Aksi sosial ini bukan hanya tentang memunguti sampah, tapi juga simbol kuat semangat persatuan lintas desa dan kepedulian terhadap lingkungan yang semakin langka. Dipimpin oleh para tokoh pemuda setempat, puluhan remaja, warga dari kedua desa, tokoh masyarakat, dan dari Dinas Lingkungan Hidup datang untuk membersihkan sampah sampah yang ada pada dekat jembatan sungai Kaliwuri. Mereka membersihkan sampah rumah tangga, plastik, bahkan ranting-ranting besar yang menyumbat aliran sungai.
“Kami ingin menunjukkan bahwa anak muda tidak hanya bisa bermain gadget. Kami peduli dengan desa, dengan lingkungan, dan kami ingin membuat perubahan,” ujar salah satu koordinator aksi dari Desa Kebandingan.
Tak hanya para pemuda, kegiatan ini juga didukung oleh kepala desa dari masing-masing wilayah. Kedua Kades dan dan Bapak Camat Kedungbanteng Yaitu Bapak Wuryanto turut hadir, memberi semangat, dan bahkan ikut turun langsung membersihkan sampah bersama para warga. Kolaborasi antara pemuda dan pemerintah desa ini menjadi bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari kolaborasi kecil namun nyata.
Kondisi jembatan Kaliwuri sebelumnya cukup memprihatinkan. Tumpukan sampah mengganggu aliran air dan berpotensi menyebabkan banjir saat musim hujan. Dengan kegiatan ini, para pemuda berharap bisa mencegah bencana sekaligus mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
“Kalau bukan kita yang jaga lingkungan, siapa lagi? Mulai dari sungai, kita jaga kampung kita,” tambah nya, pemuda asal Desa Karangmalang.
Sungai Kaliwuri kini mengalir lebih lancar, dan jembatan yang menghubungkan dua desa itu tak lagi dipenuhi sampah. Tapi lebih dari itu, yang mengalir deras adalah semangat kolaborasi, kepedulian, dan harapan bahwa masa depan desa akan lebih bersih – bukan hanya secara fisik, tapi juga dari sikap apatis dan acuh terhadap lingkungan.
Inilah bukti bahwa ketika generasi muda bergerak, perubahan pun ikut mengalir.


